Tak lagi mampu ku untuk berkata-kata dalam imaji, karena dalam rongga rongga kekeliruan telah terpenuhi pahatan pahatan lukisan kata kejujuran untuk mu, walau selamanya hanya jadi karya seni pribadi, namun tak apa lah, jika ini mampu membuat ku ingat jika aq pernah mencintai, walau kisah percintaan yang hanya satu sisi. Malam tetaplah malam, pagi biarkan pagi, sunyi tetaplah sunyi, bahagia biarkan bahagia. Tak usah ku melawan apa yang sudah di gariskan tuhan ku. Karena itu akan membuat jiwa ini semakin sunyi. Tak usah ku bersedih dengan apa tuhan memberimu senyuman(yang pasti bukan senyum yang karena aku)karna itu pun akan semakin menyesakkan nadi ku.
Tak usah pula engkau bersedih di tengah bahagia mu. Karena bahagia memanglah pantas bersanding dengan mu. Tak usah jua bersedih karena ku sedih.
Sungguh, di sinipun aku tersenyum mengingat mu, bukankah dulu aku pernah memahatkannya untuk mu, bahwa, kecintaan ku pada mu memanglah tak sebanding dengan kecintaan ku kepada allah swt, rasa sayang ku pada mu pun tak se indah rasa sayang ku terhadap keluarga ku, bahkan kekaguman ku padamu pun tak melebihi kekaguman ku terhadap seorang janda yang beriman. Namun, kecintaan ku pada mu melebihi akan kecintaan ku terhadap diri ku sendiri. Andaikan bahagia mu dengan orang laen, maka gapailah bahagia mu. Tak usah lah diri mu menangisi kepedihan orang orang yang melihat mu bahagia. Sungguhlah picik hati mereka jika berduka hatinya saat mendapati engkou bahagia.
Mungkin ini adalah akir dari sebuah kata, karena jiwa senja ini tak kuat lagi menopang rasa. Andai engkou mengerti apa yang ku ingin kan kou mengerti, tersenyumlah dinda, karena di sinipun aku senantiasa tersenyum mengingat mu.
Nb: bila ku merasakan dirimu bersedih karena ini, maka akan ku hapus semua hingga kou tak lagi mampu mengingat ku, karena aku tak mau engkou bersedih di saat yang seharusnya bahagia. Karena aku pun tak mau bersedih karena engkou bahagia
Jumat, 07 Agustus 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar